Selasa, 15 Januari 2013

Mesin Genset dengan Bahan Bakar Bioethanol (tanpa campuran Bensin)

Tentang Bioethanol

Bioetanol (C2H5OH) merupakan salah satu biofuel yang hadir sebagai bahan bakal alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya yang terbarukan. Bioethanol merupakan bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan yang memiliki keunggulan karena mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18 %.

Bioetanol dapat diproduksi dari berbagai bahan baku yang banyak terdapat di Indonesia, sehingga sangat potensial untuk diolah dan dikembangkan karena bahan bakunya sangat dikenal masyarakat. Tumbuhan yang potensial untuk menghasilkan bioetanol antara lain tanaman yang memiliki kadar karbohidrat tinggi, seperti: tebu, nira, aren, sorgum, ubi kayu, jambu mete (limbah jambu mete), garut, batang pisang, ubi jalar, jagung, bonggol jagung, jerami dan bagas Banyaknya variasi tumbuhan akan lebih leluasa memilih jenis yang sesuai dengan kondisi tanah yang ada. Sebagai contoh ubi kayu dapat tumbuh di tanah yang kurang subur, memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penyakit dan dapat diatur waktu panennya. Namun kadar patinya hanya 30 persen, lebih rendah dibandingkan dengan jagung (70 persen) dan tebu (55 persen) sehingga bioetanol yang dihasilkan jumlahnya pun lebih sedikit. Di sektor kehutanan bioetanol dapat diproduksi dari sagu, siwalan dan nipah serta kayu atau limbah kayu. 

Minyak bumi saat ini harganya semakin meningkat, selain tidak ramah lingkungan juga termasuk sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Bioetanol dapat dihasilkan dari hasil pertanian yang tidak layak/tidak bisa dikonsumsi, seperti dari sampah/limbah pasar, limbah pabrik gula (tetes/mollases). Yang penting bahan apapun yang mengandung karbohidrat & gula, dapat diproses menjadi bioetanol. Melalui proses sakarifikasi (pemecahan gula komplek menjadi gula sederhana), fermentasi, dan distilasi, bahan-bahan tersebut dapat dikonversi menjadi bahan bakar bioetanol. 

Saat ini bioethanol juga bisa dijadikan pengganti bahan bakar minyak tanah dan bensin atau pertamax. Selain murah, pembuatannya bisa dilakukan dalam skala kecil misalnya di rumah, lebih ekonomis. Dengan demikian bisnis bioetanol di Indonesia mempunyai prospek yang cerah karena melimpahnya bahan baku, seperti singkong, tebu, aren, jagung maupun hasil samping pabrik gula (molase). Dari sektor kehutanan bioetanol bisa dihasilkan dari sagu, nipah, dan aren.

(Sumber : Pusat Litbang Hasil Hutan, Bogor)

Aplikasi Bioethanol

Sayangnya produksi bioethanol melalui proses penyulingan masih atau selalu mengandung air (H2O). Air yang dikandung oleh bioethanol menyebabkan terhalangnya proses pembakaran pada bioethanol itu sendiri. Kandungan air pada bioethanol ini bisa bervariasi, tergantung pada proses penyulingannya. Pembuatan bioethanol melalui proses penyulingan biasanya menghasilkan kandungan bioethanol 85% dan Air 15%. Perbandingan bioethano-Air ini menunjukkan kualitas dari bioethanol. Misalnya bioethanol 85% artinya bioethanol tersebut mengandung ethanol sebanyak 85% dan air sebanyak 15%. Makin tinggi kandungan ethanolnya makin baik tingkat pembakarannya.

Bioethanol 85% (Air 15%) tidak dapat begitu saja diaplikasikan sebagai pengganti bahan bakar minyak pada mesin-mesin dengan bahan bakar bensin. Hal ini disebabkan karena kandungan airnya yang terlalu besar. Jika bioethanol 85% langsung dialirkan pada karburator dapat dipastikan mesin tidak dapat hidup.

Konverter Kit Bioethanol

Agar bioethanol (dengan kadar ethanol 85%) dapat digunakan untuk menggerakkan mesin (awalnya bahan bakar bensin) diperlukan alat yang disebut Konverter Kit Bioethanol. Alat konversi ini dipasang pada mesin berbahan bakar bensin sehingga bisa menggunakan bahan bakar bioethanol.

Konverter Kit Bioethanol terdiri dari tangki bioethanol dan sebuat reaktor bioethanol. Konverter Kit Bioethanol ini dapat dipasang pada banyak mesin dengan bahan bakar bensin atau pertamax. Misalnya pada Genset (generator listrik), Pompa air, mesin tempel (perahu), mobil, sepeda motor, mesin parut kelapa, padi, jagung dan banyak lagi.

Di bawah ini adalah salah satu contoh pengaplikasian Konverter Kit Bioethanol pada sebuat genset Honda GX 390 (generator listrik) dengan daya 5000 Watt.

Gambar 1. Proses pembuatan Reaktor Bioethanol

Gambar 2. Berdiskusi dengan Dr.-Ing. Arbi Dimyati,
penemu Reaktor Bioethanol

Gambar 3. Pemasangan Konverter Kit Bioethanol pada
mesin genset Honda GX 390 5000 Watt

Gambar 4. Dr.-Ing. Arbi Dimyati (kanan)
dengan senjata Reaktor Bioethanol

Gambar 5. Tahap pengujian Genset dengan bahan bakar Bioethanol

Gambar 6. Berdiskusi dengan mekanik bapak Hamzah ST. (kiri)

Gambar 7. Dr.-Ing. Arbi Dimyati mengukur kadar bioethanol 85%,
sebelum digunakan pada genset

Gambar 8. Bioethanol 85% (ethanol 85% dan Air 15%)

Gambar 9. Menyiapkan beban 4000 Watt (1),
tiga buah mesin gerinda  dan sebuah gergaji kayu ditambah ....

Gambar 10. satu buah mesin kompresor 700 Watt



Komentar atau pertanyaan bisa ditulis di kotak komentar dibawah ini atau menghubungi langsung ke:

Bapak Dr.-Ing. Arbi Dimyati
Telepon: 0857 1152 8004
email: arbi_dimyati@hotmail.com